
Executive Series kembali digelar di Master of Business Administration Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MBA FEB UGM) pada Rabu, 13 Agustus 2025, bertempat di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo. Mengusung tema “Family Business, Tradition, and Innovation”, acara ini menghadirkan jajaran pembicara terkemuka, antara lain Jayanti Sari Sulaiman (President Director Hasnur Group), Shanti L. Poesposoetjipto (President Commissioner Samudera Indonesia), Prof. Renato Pereira (ISCTE Business School, Portugal), Rocky Adiguna, Ph.D. (THRIVE Lead Researcher FEB UGM), dan Prof. Nurul Indarti, Ph.D. (Head of Management Department FEB UGM). Acara dipandu oleh moderator Rico Saktiawan J. J., Ph.D. dari Entrepreneurship Research Group FEB UGM.
Rico menyampaikan apresiasi atas kolaborasi berbagai pihak. “Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan ruang dialog antara akademisi, praktisi, dan mahasiswa dalam membahas isu-isu strategis yang berdampak pada dunia bisnis dan kewirausahaan, khususnya dalam konteks bisnis keluarga,” ujarnya.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni FEB UGM, Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D., menegaskan pentingnya peran bisnis keluarga dalam ekosistem kewirausahaan nasional. “Family businesses will be one of the key foundations in developing future entrepreneurship. Currently, the share of entrepreneurs in Indonesia is around 3 percent, lower than countries like Singapore, Thailand, and Vietnam. The challenge is how family businesses, typically led by the first or second generation, can manage a smooth transition to remain sustainable.”
Prof. Renato Pereira memaparkan bahwa di Eropa, mayoritas bisnis keluarga bertahan pada skala kecil hingga menengah sepanjang masa operasinya, meskipun ada yang berkembang menjadi perusahaan multinasional atau konglomerat global.
Pemaparan dilanjutkan oleh Prof. Nurul Indarti dan Rocky Adiguna yang membahas konsep familiness, yaitu sumber daya tak berwujud yang unik dan sulit ditiru pesaing, meliputi human capital, cultural capital, dan social capital. Menurut mereka, tidak semua bisnis keluarga berorientasi pada inovasi, sebagian justru menjadi istimewa karena kemampuannya dalam mempertahankan nilai masa lalu.
Sebagai penerus bisnis keluarga, Jayanti dan Shanti menegaskan pentingnya keseimbangan antara menjaga tradisi dan melakukan inovasi agar bisnis tetap relevan lintas generasi.
Diharapkan Executive Series kali ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi para peserta untuk mengembangkan bisnis keluarga secara berkelanjutan, berinovasi, dan tetap mempertahankan jati diri perusahaan.
Reporter: Raina Satmika
Editor: Ayu Aprilia