Dalam semangat mewujudkan lingkungan kampus yang inklusif, kelompok Sosial Project (Sospro) mahasiswa Master of Business Administration Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (MBA FEB UGM) berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyelenggarakan Pelatihan Penanganan Disabilitas.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, Selasa hingga Kamis (21–23 Oktober 2025) di Faculty Meeting Room, Lantai 5 Gedung MBA FEB UGM Kampus Yogyakarta, ini diikuti oleh tenaga kependidikan (tendik) perwakilan dari seluruh program studi dan unit di lingkungan fakultas.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan sensitivitas tenaga kependidikan dalam memberikan pelayanan akademik yang setara bagi mahasiswa penyandang disabilitas. Materi yang diberikan meliputi tiga aspek utama, yaitu penanganan disabilitas netra, disabilitas tuli, dan disabilitas daksa, dengan pendekatan partisipatif dan praktik langsung di lingkungan akademik.
Ketua kelompok 11, program Sospro MBA FEB UGM, Aresty Amalia Andini (MBA Angkatan 85, konsentrasi Strategic Management), menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi mahasiswa untuk mendorong terciptanya sistem pendidikan yang lebih ramah bagi semua kalangan.
“Kami bersyukur jalannya kegiatan berjalan lancar selama tiga hari workshop ini. Seluruh staf FEB yang hadir tampak semakin antusias dari hari ke hari, bahkan beberapa menyampaikan bahwa mereka senang mengikuti kegiatan ini dan merasa pelatihannya bermanfaat untuk menjadikan UGM semakin inklusif lagi. Harapan kami, acara ini dapat menjadi permulaan yang baik untuk semakin menjadikan kampus kami terbuka pada penyandang disabilitas,” ungkap Aresty.
Sementara itu, Muhammad Arif Wijayanto dari Bawayang Production, selaku fasilitator pelatihan, mengapresiasi langkah FEB UGM dan mahasiswa MBA yang telah menginisiasi kegiatan ini.
“Acara ini sangat luar biasa. MMUGM dan staf dari MMUGM menyelenggarakan kegiatan yang sebenarnya sudah lama kami tunggu-tunggu. Banyak tempat mengklaim memiliki aksesibilitas bagi teman-teman disabilitas, tetapi sering kali warganya belum paham bagaimana membantu ketika mereka benar-benar hadir. Melalui acara ini, semua peserta mendapatkan pelajaran berharga tentang itu. Harapan saya, kegiatan seperti ini dapat meluas ke instansi lain, sehingga predikat Jogja sebagai kota inklusi benar-benar terbukti,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, FEB UGM bersama mahasiswa MBA FEB UGM menegaskan komitmennya untuk memperkuat budaya akademik yang inklusif, empatik, dan adaptif terhadap keberagaman, sejalan dengan nilai Empowering People, Enriching Nation yang menjadi semangat utama fakultas.
Reporter: Daniswara Rafi R, Raina Satmika, Fitrianti Rizqi, Ahmad Rama
Editor: Ayu Aprilia

