Yogyakarta (10/7), Program Summer Course 2023 hasil kerja sama yang sangat baik antara University of Antwerp Belgia dan MBA FEB UGM telah dimulai dimana Summer Course dilaksanakan selama 12 hari, berlokasi di Yogyakarta dan Jakarta.
Program ini resmi diluncurkan melalui acara seremonial yang bertempat di Kampus MBA FEB UGM Yogyakarta dengan didahului beberapa sambutan oleh Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Prof. Didi Achjadi, Ph. D., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis The University of Antwerp, Prof. Koen VandenBempt, Ph.D., Direktur Program Studi MBA FEB UGM Kampus Jakarta, Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, serta Koordinator Summer Course Program dari The University of Antwerp, Prof. Peter Verhezen, Ph.D. Tampak pula Wakil Dekan Bidang Kerja Sama dan Alumni FEB UGM dan beberapa Deputi Direktur MBA FEB UGM juga turut hadir bersama seluruh peserta Summer Course Program dari The University of Antwerp sebanyak 38 mahasiswa dan 2 pendamping.
“I think it’s important for us to see what’s happening in Southeast Asia, in Europe or Western situation, we think we are in Disneyland, we have everything, it’s important for the student to have the experience”, ujar Koen. Program ini sendiri bertujuan untuk memberi pengetahuan lebih bagi mahasiswa dan juga untuk meningkatkan hubungan kerja sama antara MBA FEB UGM dengan The University of Antwerp.
“We are deeply grateful to all the speakers and participants who have taken the time to be present at this program. We believe that the knowledge and experiences you bring will be invaluable and contribute significantly to our discussions. We believe that cooperation and collaboration are key to achieving sustainable growth and progress. Finally, I wish you all fruitful learning and discussions. May this event provide you with new knowledge and insights about business in Southeast Asia, particularly in Indonesia”, kata Didi.
Menurut Peter sebagai koordinator Summer Course Program dari The University of Antwerp, program summer course antara The University of Antwerp dan MBA FEB UGM ini direncanakan akan dilakukan setiap tahun, dan berkelanjutan hingga 10 hingga 15 tahun ke depan. “This international collaboration reflected more diversity inforcing innovation and inspired for transformation solution”, Eduardus menambahkan. (Humas; Danis/Dokumentasi; Irvan/Berli).