11 Sekolah Bisnis dari Asia dan Eropa Kerja Sama Integrasi Kurikulum Keberlanjutan

Sebanyak 11 sekolah bisnis dari Asia dan Uni Eropa membahas Integrasi Kurikulum Keberlanjutan yang berlangsung di ruang Faculty Meeting, Prodi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika Bisnis Universitas Gadjah Mada (MM FEB UGM), Selasa (12/9). Kesebelas sekolah bisnis tersebut adalah prodi MM FEB UGM, MM Universitas Islam Indonesia, MM Universitas Indonesia, dan MM Universitas Trisakti. Selanjutnya ada International College of National Institute of Development Administration, Srinakharinwirot University, dan Naresuan University Thailand; University of Economics in Bratislava, Slovakia; Universidad Pablo De Olavide, Spanyol; Eötvös Loránd University, Hungaria; Mendel University In Brno, Republik Ceko; dan University of Agder Norwegia.

Ketua Prodi MM FEB UGM, Prof. Amin Wibowo, SE., MBA., Ph.D., mengatakan pertemuan para pengelola sekolah bisnis ini selain menjalin peluang kerja sama juga mendiseminasikan praktik terbaik dalam mengintegrasikan aspek keberlanjutan dalam kurikulum program studi Magister Manajemen di berbagai belahan dunia melalui kegiatan kolaboratif Master Studies in Sustainable Development and Management (MASUDEM) yang didanai oleh Erasmus+. “Kegiatan ini menjadi kesempatan untuk memperkenalkan inisiatif program MASUDEM sebagai bagian kolaboratif antara universitas-universitas mitra di Eropa dan Asia Tenggara yang mendukung pengembangan kurikulum berbasis keberlanjutan,” katanya.

Selain pembahasan soal pengenalan lingkup dan tujuan program MASUDEM,  pertemuan kali ini menurut Amin akan mempresentasikan praktik terbaik kurikulum keberlanjutan dari berbagai negara, dan pemetaan situasi terkini dari masing-masing universitas mitra kolaborasi.

Koordinator program MASUDEM, Prof. Anetta Chaplanova, dari University of Economics in Bratislava, Slovakia, mengatakan proyek MASUDEM adalah proyek yang didanai bersama oleh Komisi Eropa melalui program Erasmus Plus untuk peningkatan kapasitas dalam pendidikan tinggi yang berfokus pada kerja sama antara universitas-universitas Eropa dan universitas di negara dunia ketiga. “Fokus kami adalah pada wilayah Asia Tenggara, dan dalam proyek ini kami melibatkan dua negara di Asia Tenggara, yaitu Indonesia dan Thailand. Kolaborasi ini adalah kemitraan yang kami harapkan memberikan keterampilan, pengetahuan, dan minat dalam fokus utama proyek ini, yaitu pengembangan kurikulum tingkat magister di bidang pembangunan dan manajemen berkelanjutan,” paparnya.

Selain Indonesia dan Thailand, kata Anetta, mitra sekolah bisnis di Eropa diajak untuk melakukan studi kontekstual untuk melihat praktik terbaik dalam mengajar manajemen keberlanjutan dan ekonomi pembangunan di universitas-universitas terkemuka di dunia, guna mempersiapkan dasar untuk perbaikan atau pengembangan program-program baru di universitas mitra. “Sekarang kami tengah dalam pengembangan program magister yang berfokus pada pembangunan dan manajemen berkelanjutan. Tak hanya itu, dasar ini juga digunakan untuk memperbaharui atau meningkatkan program-program yang sudah berlangsung di bidang ini di universitas mitra. Kami kemudian akan melanjutkan dengan mengimplementasikan kurikulum yang telah diperbarui, dan sebelum itu kami juga perlu mengakreditasi program-program tersebut jika diperlukan,” jelasnya.

Sementara Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Gumilang Aryo Sahadewo, SE., MA., Ph.D.,  mengatakan kerja sama antar sekolah bisnis  tentang kurikulum keberlanjutan dalam konteks negara-negara berkembang, tetapi juga mendorong bagaimana kita dapat bekerja sama antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang untuk memahami masalah keberlanjutan.”Saya kira diperlukan upaya dapat mengintegrasikan keberlanjutan dalam kurikulum. Dampaknya bukan hanya untuk Magister Manajemen di Indonesia dan Thailand, tetapi juga di negara-negara ASEAN lainnya, serta negara-negara Eropa secara umum. Kami ingin mempelajari perspektif kurikulum keberlanjutan dari negara-negara Eropa,”ujarnya.

Menurut Gilang, program MASUDEM ini bisa meningkatkan peluang kerja sama saat ini antara Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM dan Universitas Agder, yakni program ASEAN Master in Sustainability Management. Sebab program interdisipliner dan multidisipliner ini menurutnya mampu melatih mahasiswa menjadi calon pemimpin dalam masalah keberlanjutan dalam konteks ASEAN.

 “Saya kira kolaborasi ini akan memberikan pengetahuan untuk mengejar dan juga menyempurnakan kurikulum keberlanjutan. Dan sekali lagi, saya berharap antar pengelola dapat berbagi pembaruan tentang kurikulum, bukan hanya di negara masing-masing, tetapi juga negara-negara di luar jaringan ini,” harapnya.

Penulis : Gusti Grehenson
Sumber : ugm.ac.id